Sedang berbincang-bincang dengan teman tentang 10 tahun kedepan kita akan seperti apa,
Tiba-tiba melintas pasangan suami istri muda (26 tahunan.red) tampan dan
cantik ku anggapnya, yang sedang berboncengan naik sepeda "jengki" yang
mungkin (jelek) kata temenku, dengan pakaian lusuh (sangat) sang suami
mengayuh sepeda dan sang istri menggendong putranya. Kenapa aku sebut
"sang" bukannya "si",
karna mereka pantas
disebut "sang". Dengan senyuman yang aku rasa itu senyuman tak
berbeban, jalan-jalan sore itu mereka menikmati sekali. Jadi keingat
"kebahagian gara2 materi (harta)" masih berlaku kah? aku rasa sudah
terjawab dengan sendirinya pertanyaanku itu.
Terbesit pikiran, belajarku
bukan untuk mendapat materi (harta) tapi untuk mendapat kebahagian.
meski sederhana (atau mungkin sangat kurang) seperti pasangan yang aku
lihat itu, tak menjadi apa, asal saling menerima, mengasihi, mencintai,
ya, Cinta memang dasar dari segalanya. Dan aku dengan temanku, sekarang,
sedikit terubah pikirannya, bahwa kebahagiaan itu kita yang
menciptakan, bukan orang lain. Mau miskin kalau kita bahagia, why not?,
lebih-lebih kalau kaya tapi tetap bahagia, itu dahsyat sekali, Aamiin. Yang terpenting, Cinta dengan sesama kedepankan mulai dari sekarang, agar
(mungkin) kita bisa merasakan kebahagian yang dirasakan pasangan
tadi....
No comments:
Post a Comment