INI BAGUS
Oleh Bastian Ardi di KUMANBARIS
Kesetiaan Seorang Istri, 17 Tahun Menggendong Suaminya
Du Chanyun dan Li Zhengjie
di kutip dari : http://www.klikunic.com/2011/11/kesetiaan-seorang-istri-17-tahun.html#ixzz1erAHuPpy
Seorang istri berjuang membantu suaminya yang lumpuh. Suaminya
bernama Du Chanyun tersebut adalah seorang guru di kampung Dakou kota
Liushan. Sang istri membantu sang suami pergi mengajar dengan cara
menggendongnya. Hal ini sudah dia lakuakn selama 17 tahun.
Tahun 1981, setelah lulus SMA, Chanyun yang saat itu berusia 19
tahun memutuskan menjadi seorang guru SD di kampung Dakou. Pria asal
kampung Nancao, Provinsi Henan ini adalah seorang guru yang gigih.
Selama sepuluh tahun, setiap bulan dia hanya memperoleh gaji guru
sebesar 6.5 Yuan RMB (sekitar Rp. 7.000).
Suatu hari, di tahun 1990, bencana datang menimpanya. Saat itu
sedang musim panas. Hujan badai membasahi ruangan kelas sekolahnya.
Biasanya, di liburan musim panas, orang-orang di kampung itu
mengumpulkan uang untuk memperbaiki sekolah, Du Chanyun begitu
bersemangat bekerja, kehujanan pun tetap kerja memindahkan batu,
seluruh badan basah kuyup.
Akhirnya pada suatu hari, dia jatuh sakit, sakit berat karena
kehujanan dan capek. Sayangnya, setelah sembuh malah tubuhnya sudah
tidak bisa berdiri lagi. Tubuh sisi kirinya tidak dapat digerakkan. Ia
sempat khawatir, bagaimana caranya dia bisa mengajar lagi.
Istrinya, Li Zhengjie merasakan isi hati sang suami. Li mengatakan,
“Kamu jangan kuatir, kamu tidak bisa jalan, saya akan menggendongmu,”
demikian ujar wanita dari kampung yang buta huruf ini.
Menggendong Suami
Sejak itu, Li memikul tanggung jawab keluarga. Setiap hari, ia harus
menggendong suaminya menjadi seorang guru dari rumah sampai sekolah
yang jaraknya 6 mil.
Sejak 1 September 1990, jadwal hidup Li seperti ini : Setiap hari
mulai pagi-pagi, Li Zhengjie bangun menanak nasi, membangunkan 4
anggota keluarganya dan menyiapkan mereka makanan. Setelah makan, ia
harus menggendong suaminya berangkat mengajar.
Di sepanjang jalan, Li meraba, merangkak jatuh bangun sampai tiba di
sekolah. Di sekolah, Li menempatkan suaminya di kursi lalu menitip
pesan ke beberapa murid yang agak besar dan kemudian kembali pulang.
Maklum, di rumah masih ada sawah yang menunggunya untuk dikerjakan.
Sejak memikul tanggung jawab mengendong suaminya, ada dua hal yang
paling dia takuti yaitu musim panas dan musim dingin.
Hampir Terpeleset ke Sungai
Pada suatu hari di musim panas, saat itu baru saja turun hujan
lebat, Li Zhengjie seperti hari biasa menggendong suaminya berangkat.
Air sungai menutupi batu injakkan kakinya. Li Zhengjie sudah hati-hati
meraba-raba batu pijakan, namun tidak disangka ia tergelincir. Arus
sungai yang deras menghanyutkan mereka sampai 10 meter lebih.
Untung tertahan oleh ranting pohon yang melintang di sungai. Setelah
lebih kurang setengah jam, ayahnya yang merasa khawatir akhirnya
datang mencari, mereka ditarik, anak dan menantunya baru berhasil
diselamatkan. Li lolos dari ancaman maut.
Dalam beberapa tahun ini, Li Zhengjie terus menggendong suaminya. Entah sudah berapa kali ia jatuh bangun.
Suatu hari Li Zhengjie punya akal, setiap jatuh dia berusaha duluan
menjatuhkan tubuhnya yang kekar menahan batu yang mengganjal. Li
Zhengjie telah berjuang membantu suaminya siang dan malam. Ia bekerja
keras dan capek. Sang suami, melihat dengan jelas perjuangan istrinya
itu. Hati Du Chanyun merasa iba.
Sang Suami Menggugat Cerai
Pada tahun 1993, Du Chanyun memulai rencana buruk
agar sang istri meninggalkannya. Ia tak ingin sang istri menderita.
Untuk mencapai tujuan ini, dia mengubah karakternya, sengaja ia
mencari gara-gara untuk bertengkar. Du Chanyun, mulai memakinya. Tentu
saja Li Zhengjie merasa tertekan. Setelah 2 kali ribut besar, mereka
sungguh-sungguh akan bercerai.
Di hari perceraian, Li Zhengjie menggendong suaminya naik sepeda
menuju ke kantor kelurahan setempat. Semua orang sangat mengenal
sepasang suami-istri yang dikenal akrab ini. Begitu melihat tampang
keduanya, semua orang makin gembira.
“Saya tidak pernah melihat wanita menggendong suaminya ke lurah minta cerai, kalian pulang saja,” ujar pihak kelurahan.
Setelah keributan minta perceraian tenang kembali, Li Zhengjie hanya mengucapkan sepatah kata pada suaminya.
“Walaupun nanti kamu tidak bisa bangun lagi, saya juga akan menggendong kamu sampai tua.”
Tidak Pernah Sekalipun Bolos Mengajar
Kondisi sekolah tempat Du Chanyun mengajar sangat parah. Meski
demikian, kedua pasang suami istri bisa memberikan pendidikan yang
baik buat anak-anak.
Di sekolah itu, pendidikan sangat kurang baik. Tidak ada alat musik
dan tidak ada poliklinik. Namun Du Guangyun menggunakan daun membuat
irama musik buat anak-anak. Li Zhengjie naik ke gunung mencari obat
ramuan, pada musim panas dia memasak obat pendingin buat anak-anak,
pada musim dingin masak obat anti flu buat anak-anak.
Di bawah bantuan istri, dalam 17 tahun, hari demi hari, tidak terhalangi oleh angin hujan, tidak pernah bolos satu kali pun.
Suatu hal yang menggembirakan, data yang terkumpul dari kepala
sekolah tentang hasil ujian negeri tingkat siswa yang lulus dari
sekolah SD tersebut mencapai 100 %.
Tahun lalu ketika ujian masuk perguruan tinggi, ada 4 orang siswa
yang dulu pernah diajari dia masuk ke perguruan tinggi, tahun ini ada 4
lagi yang lulus masuk masuk spesialis.
Kini, setiap hari raya Imlek, murid-muridnya sengaja pulang ke
kampung menjenguk bapak dan ibu gurunya, hal tersebut menjadi
peristiwa yang sangat menggembirakan bagi sepasang suami istri guru
ini.
Du Chanyun dan Li Zhengjie
di kutip dari : http://www.klikunic.com/2011/11/kesetiaan-seorang-istri-17-tahun.html#ixzz1erAHuPpy
No comments:
Post a Comment